Jakarta: Pemerintah Indonesia terus meningkatkan langkah mitigasi menghadapi ancaman gempa megathrust di zona subduksi. Fenomena ini dapat memicu gempa besar dan tsunami dahsyat yang mengancam keselamatan warga.
Simak 10 langkah mitigasi gempa megatrust yang dilakukan BNPB dan BPBD di dalam artikel ini. Gempa megathrust terjadi akibat lempeng tektonik saling bertabrakan di zona subduksi, melepaskan energi besar secara tiba-tiba.
Potensi gempa besar dengan magnitudo hingga 8,9 mengintai, terutama di wilayah selatan Indonesia. BNPB dan BPBD menjadi garda terdepan dalam melaksanakan mitigasi berbasis data ilmiah.
Melalui kolaborasi dengan lembaga riset, mereka mengidentifikasi zona berisiko tinggi di sepanjang jalur megathrust. Langkah utama mitigasi adalah memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami secara terintegrasi.
Sistem ini memungkinkan informasi tersebar lebih cepat sehingga masyarakat dapat segera menyelamatkan diri. Selain itu, pembangunan infrastruktur tahan gempa menjadi prioritas di daerah rawan bencana.
Bangunan harus memenuhi standar konstruksi untuk meminimalkan risiko keruntuhan saat gempa terjadi. Menurut simulasi, tsunami besar dapat mencapai ketinggian 20 meter di selatan Jawa dan 1,8 meter di Jakarta.
Warga pesisir diimbau terus meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan rencana evakuasi mandiri. Berikut adalah langkah-langkah mitigasi gempa megathrust yang disarankan BNPB dan BPBD:
1. Mengembangkan sistem peringatan dini gempa dan tsunami berbasis teknologi terkini.
2. Melakukan pemetaan zona rawan gempa dan tsunami di seluruh wilayah Indonesia.
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui simulasi rutin tanggap bencana.
4. Memperkuat infrastruktur publik dan perumahan dengan standar tahan gempa.
5. Menyediakan jalur evakuasi aman di daerah pesisir rawan tsunami.
6. Memastikan akses informasi bencana tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat.
7. Meningkatkan sinergi antar-lembaga untuk pengelolaan risiko bencana yang efektif.
8. Melibatkan komunitas lokal dalam penyusunan rencana mitigasi berbasis partisipasi.
9. Melakukan penelitian lanjutan untuk memahami perilaku megathrust secara ilmiah.
10. Mengintegrasikan mitigasi bencana dalam rencana tata ruang wilayah dan pembangunan.
Mitigasi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Langkah kecil seperti memahami zona aman dan selalu siaga dapat menyelamatkan nyawa. (Ayunda)